Wednesday, August 30, 2017

MISTERI JATUHNYA BINTANG DI PIDIE

Sungai Bintang (Lueng Bintang)
Misteri jatuhnya bintang di Pidie merupakan suatu fenomena yang sampai saat ini menjadi tanda tanya kita semua. Misteri jatuhnya Bintang di Pidie telah diabadikan pada sebuah sungai yang bernama Lueng Bintang (Sungai Bintang). Lueng Bintang ini pucuknya berada di Keumala Kabupaten Pidie. Lueng Bintang memberikan manfaat yang sangat luar biasa kepada masyarakat di Kabupaten Pidie. Sungai ini membentang dari Keumala hingga ke Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie.

Sejarah Lueng Bintang


Penulis mendengar dari kabar-kabar orang yang mengisahkan awal munculnya Sungai Bintang (Lueng Bintang) di Kabupaten Pidie pada masa hidupnya Teungku Abdussalam Bin Teungku Burhanuddin atau di kenal dengan sebutan Teungku Syiek Di Pasi. Walaupun bukan menjabat sebagai seorang raja atu sebagai panglima, beliau sangat berkonstribusi dalam pembangunan Pidie pada masanya di Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Islam. Sungai Bintang (Lueng Bintang) merupakan bukti nyata dan saksi bisu yang membuktikan Teungku Syiek Di pasi sebagai seorang Pembangun Pidie pada masanya.

Kisah awalnya ketika selesai Sang Teungku Syiek di pasi bertapa (beribadah menurut Agama Islam) di sebuah Gua yang ada di pegunungan Halimun, beliau bertanya kepada rekannya yaitu Teungku Chik Di Reubei dan Teungku Syiek Di Trong Campli. Teungku Syiek Di pasi bertanya kepada Rekannya: Apa oleh-oleh yang akan kita berikan kepada orang Kampung Kita kalau kita turun dari pertapaan atau Khalued ini (dalam Bahasa Aceh)?. Kedua rekannya menjawab: Kita akan membawa pulang emas dan memberikan emas kepada orang Kampung kita, di sini kan banyak emas (tempat khaluet memang banyak emas). Hal itu terbukti pada masa sekarang bahwa pegunungan Halimun memiliki sangat banyak emas dan menjadi bahan pembicaraan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Pidie. Kemudian mereka berembug dan bermusyawarah untuk mengambil sebuah keputusan tentang oleh-oleh yang akan diberikan kepada orang-orang Kampung ketika turun dari Khaluet di Gunung Halimun.

Setelah bermusyawarah timbullah sebuah keputusan di antara mereka, kesimpulannya adalah memberikan kado yang lebih baik dan lebih mahal harganya dari pada emas yang ada dari pegunungan itu yaitu sungai yang di dalamnya mengalir air yang sangat subur untuk pertanian dan perkebunan.

Maka berawal dari keputusan itulah Teungku Syiek Di Pasi menggariskan tongkatnya pada tanah sembari ia pulang ke kampung halamannya yaitu Gampong Waido. Nah, dari tanah yang telah digariskan oleh Teungku Syiek Di Pasi mengalirlah air dari Keumala hingga Gampong Waido. Dulunya menurut cerita, sungai tersebut sangat kecil dan kemudian Gajah menggilas aliran sungai tersebut hingga sungainya menjadi besar. Dan sungai ini menjadi sumber kehidupan beberapa Kecamatan di Kabupaten Pidie. pada saat itu sungai tersebut belum ada namanya. Nama sungai tersebut pada waktu itu adalah sungai Teungku (wallahu alam bisshawab)

Foto Gampong Waido

Kronologis Jatuhnya Bintang di Kabupaten Pidie !!!!


Kronologis jatuhnya bintang di pidie pada ketika Teungku Syiek di Pasi keluar dari tempat ibadahnya yaitu Rumoh Khalut. Ketika kelua beliau melihat Bintang jatuh dari Langit. Namun dimana arah bintang jatuh itu masih menjadi misteri. Atau bintang yang jatuh itu merupakan komet atau gugus bintang yang jatuh di atmosfir.

Nah, Dengan jatuhnya bintang pada saat itu kemudian Teungku Syiek Di pasi memberikan nama sebuah sungai yang pernah dibangunnya dengan nama Lueng Bintang. Lueng Bintang saat ini lebih berharga dari emas dan permata sekalipun bagi masyarakat Pidie pada umumnya.

Teungku Syiek Dipasi merupakan tokoh ulama yang sangat mempengaruhi pembangunan Pidie pada sektor pertanian.Distribusi yang diberikannya kepada anak cucunya sangat berharga dibandingkan emas dan permata.



Anda Perlu Uang??????


Salam dari Hendra Darmawan Waido (HDW)

Mohon perbaikan pada penulisan ini.....

No comments:

Post a Comment